28 Desember 2008

SAMBUTAN KETUM DPP DALAM HCP

Meskipun tidak bisa hadir langsung, ketum DPP SEKAR sangat appresiasif terhadap giat SEKAR DPW JATIM ini. Terbukti, beliau mengirimkan kata sambutannya untuk kita semua yang pada Jum'at 12 Desember 2008 kemaren dibacakan oleh perwakilan DPP Sekar yang ada di JATIM. Siapa lagi kalau bukan Andi Adrian Hidayat (Sang mantan Ketua DPW 2 Jatim).

Berikut Sambutan Ketum DPP SEKAR PERHUTANI :

Ass.WW.

Yth. Direksi & jajaran Manajemen Perum Pht, Pimpinan Unit 2, Segenp Pengurus Sekar Pht (DPP, DPW, DPD & DPC) yg sy cintai.

Mari kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yg telah memberikan kesehatan & kesempatan utk melaksanakan sebuah aktivitas mulia yg digagas oleh teman2 Sekar di Jatim ini, yaitu Hari Cinta Pohon (HCP).

Pada hari ini segenap anggota Sekar patut berbangga karena kita sudah tidak lagi berwacana dan sekedar omdo (omong doang) tapi kita sudah saatnya bertindak nyata memberikan contoh kpd segenap karyawan Pht utk melakukan hal yg positif bagi Perusahaan yg kita cintai ini.

Saya sangat bangga kpd teman2 Sekar yg meskipun hanya mampu melakukan hal2 yg kecil tapi sudah berfikir ke depan untuk mewujudkan Perhutani yg besar, sehingga masa2 kejayaan yg pernah dialami oleh senior2 kita terdahulu dapat kita rasakan pula kelak dan bahkan jika mungkin tentunya harus lebih baik dari yg pernah ada.

Untuk dapat mewujudkan impian tsb dibutuhkan kesungguhan dan keyakinan bahwa kita mampu mencapainya, disamping itu juga dibutuhkan kerjasama dan sinergitas dari seluruh komponen Pht. Apakah kita tdk ingin maju seperti tmn2 kita di SP Bun PN3 (Serikat Pekerja Perkebunan PTPN 3) atau Sekar Telkom, dll ?

Mari kita lihat kesejahteraan yg mereka terima saat ini, tentunya sudah jauh lebih baik dibanding kita di Pht. Pertanyaannya adalah bagaimana Perusahaan mereka mampu meningkatkan kesejahteraan karyawannya? Ternyata mereka bersinergi seluruh komponen untuk meraih itu semua, mereka melakukan sesuatu yg besar secara bersama2, apa itu ?? Hal itu adalah PERUBAHAN. Mereka sangat menyadari bahwa perusahaannya dalam keadaan bahaya jika tidak melakukan sesuatu. Bagaimana mungkin kita yakin bahwa perusahaan kita mampu menaikkan gaji karyawan kalau potensi SDH yg kita kelola ini semakin hari semakin menurun?? Sementara harga jual produk kita pun tidak bisa di adjust (ditingkatkan) karena sangat tergantung pasar dan broker? Belum lagi produknya dari hari ke hari dan tahun ke tahun itu-itu saja, tidak ada inovasi dan diversifikasi. Mana mungkin dengan sistem manajemen seperti itu keuntungan perusahaan akan meningkat??? Lalu kalau sudah begitu kapan kita akan dobrak itu???

Tidak bisa ditunda-tunda lagi teman......itu harus kita lakukan sekarang. Maka kita akan mendesak manajemen di level mana saja utk mulai lakukan perubahan itu guna menyelamatkan perusahaan tempat kita berikhtiar mencari nafkah utk menghidupi keluarga kita ini. Kita sudah harus memulai utk berfikir tudak linier lagi, kita harus mampu membuat terobosan2 atau lompatan2 besar yg mampu menghasikan mandaat yg besar pula.

Sudah tidak saatnya kita untuk berebut jabatan lagi, sudah tidak saatnya kita sibuk lobby sana-sini utk dapat posisi yg basah dan nyaman. Kita semua harus rela bersusah-susah utk meraih kesuksesan dan kejayaan Perusahaan yg kita cita2kan. Mari kita rubah cara pandang sehingga jika melihat ancaman disitu kita juga melihatnya sebagai peluang, dan jika kita melihat kelemahan maka disitu kita melihatnya pula sebagai kekuatan.

Akhirnya saya mengucapkan selamat Hari Cinta Pohon dan selamat berkarya kepada teman2 Sekar tetaplah tunjukkan bahwa anggota Sekar memang orang-orang yang berkualitas dan bermanfaat. Saya mohon maaf tidak dapat hadir ditengah2 teman2 meskipun saya sangat ingin sekali ikut hadir, namun dalam rangka melakukan hal2 kecil utk merubah dan meraih kejayaan perusahaan tadi maka saya harus menjalankan tugas yg dibebankan kepada saya pd hari ini. Salam hangat saya dan pak Sekjen untuk semua keluarga besar Sekar Perhutani di Jatim. Selamat dan sukses.

Salam Sekar,
AB & BT

Baca selengkapnya......

18 Desember 2008

ALHAMDULILLAH, TIDAK ADA LAGI PKWT DI PERHUTANI

Rasanya lega mendengar bahwa tahun ini, PKWT di Perhutani Jawa Timur sudah bisa naik status semua menjadi PP. Sebuah perjuangan SEKAR yang patut kita syukuri bersama karena telah membuahkan hasil. Dalam banyak klesempatan audiensi, amanah memperjuangkan status PKWT ini selalu SEKAR sampaikan ke BOD. Dan akhirnya, setelah sekian lama teman-teman PKWT diliputi rasa kekhawatiran mengenai statusnya di Perhutani, kejelasan itu datang juga.

Tidak ada PHK PKWT di Perhutani. Semuanya naik status menjadi PP. Direksi sudah menunjukkan komitmen dan konsistensinya bahwa PKWT akan dihabiskan tahun ini. Tidak ada lagi PKWT di Perhutani. Karyawan yang ada di Perhutani sekarang sudah sesuai dengan PKB, yaitu Pegawai Pelaksana dan Pegawai.

Kita semua berharap agar hasil perjuangan ini mendapat respon yang positif dari teman-teman PKWT. Mari kita semua mengapresiasi kebijakan peningkatan status PKWT ke PP ini dengan menunjukkan kinerja masing-masing yang semakin meningkat. Tidak justru sebaliknya.

Sedangkan buat teman-teman yang sebelumnya sudah berstatus PP, akan segera dilaksanakan tes pengingkatan status menjadi Calon Pegawai. Untuk yang satu ini, kami berharap teman-teman PP memaklumi adanya keterbatasan dana yang dimiliki perusahaan. Tahun ini kuota untuk peningkatan status PP menjadi Pegawai masih terbatas. Oleh karenanya perlu dilaksanakan tes.

Mari kita sikapi hal ini dengan positif pula. Tidak mungkin perusahaan akan menaikkan status semua PP menjadi pegawai pada tahun ini. Semuanya disesuaikan dengan kemampuan anggaran Perusahaan. Kita tetap harus bersyukur bahwa peningkatan staus PP ke Pegawai tahun ini masih ada. Dan secara bertahap setiap tahun SEKAR akan selalu mengawal dan memperjuangkan untuk dilaksanakan menyesuaikan kemampuan anggaran perusahaan.

Selamat belajar untuk Tes Peningkatan Status PP ke Pegawai. Karena kuota sedikit, tentu persaingan dan proses penyaringannya akan sangat ketat.

Untuk menjamin fairness, transparansi, dan obyektifitas proses penyaringan di setiap unit kerja, kami mohon dengan sangat adanya pengawalan dari setiap DPD dalam setiap proses/tahapan tes. Dan pilihlah perwakilan pengurus DPD yang dapat dipercaya untuk menjadi perwakilan SEKAR dalam Tim Penguji Peningkatan status agar pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan.

Laporkan bila anda mengetahui ada indikasi kecurangan atau money politic dalam proses ini ke pengurus DPD masing-masing...

Selamat dan SUKSES.

Baca selengkapnya......

15 Desember 2008

ASKI HCP DPD KPH MALANG, KPH PASURUAN DAN BIRO RENBANG

Tidak kalah dengan Acara DPW, Sekar DPD KPH Malang sebagai cikal bakal lahirnya Hari Cinta Pohon juga melaksanakan aksi bagi-bagi bibit. Kegiatan ini dilaksanakan serentak bersamaan dengan kegiatan DPW di Kediri dengan tema yang sama "SATU BIBIT SEJUKKAN BUMI".

Melibatkan 60 orang karyawan dari 3 DPD, yakni DPD KPH Malang, Biro Renbang dan DPD KPH Pasuruan. Bibit yang dibagi terdiri dari 1000 bibit mahoni dan 500 bibit jati.

Respon masyarakat juga sangat besar. Terlihat dari animo masyarakat yang berebut ingin mendapatkan bibit yang akan ditanam di lahan rumah masing-masing.

Untuk lebih tau suasana aksi bagi-bagi bibit di MALANG RAYA, dapat anda ikuti video liputan berikut yang telah disiarkan oleh Agropolitan TV Malang. Silahkan klik untuk menyaksikan...




Gimana menurut anda ? Lebih meriahkah aksi HCP di DPD anda dibandingkan Malang Raya?.

Segera kirimkan liputan hasil kegiatan di DPD anda masing-masing?

Baca selengkapnya......

14 Desember 2008

SAMBUTAN KETUM DPP DALAM HCP


Meskipun tidak bisa hadir langsung, ketum DPP SEKAR sangat appresiasif terhadap giat SEKAR DPW JATIM ini. Terbukti, beliau mengirimkan kata sambutannya untuk kita semua yang pada Jum'at 12 Desember 2008 kemaren dibacakan oleh perwakilan DPP Sekar yang ada di JATIM. Siapa lagi kalau bukan Andi Adrian Hidayat (Sang mantan Ketua DPW 2 Jatim).

Berikut Sambutan Ketum DPP SEKAR PERHUTANI :

Ass.WW.

Yth. Direksi & jajaran Manajemen Perum Pht, Pimpinan Unit 2, Segenp Pengurus Sekar Pht (DPP, DPW, DPD & DPC) yg sy cintai.

Mari kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yg telah memberikan kesehatan & kesempatan utk melaksanakan sebuah aktivitas mulia yg digagas oleh teman2 Sekar di Jatim ini, yaitu Hari Cinta Pohon (HCP).

Pada hari ini segenap anggota Sekar patut berbangga karena kita sudah tidak lagi berwacana dan sekedar omdo (omong doang) tapi kita sudah saatnya bertindak nyata memberikan contoh kpd segenap karyawan Pht utk melakukan hal yg positif bagi Perusahaan yg kita cintai ini.

Saya sangat bangga kpd teman2 Sekar yg meskipun hanya mampu melakukan hal2 yg kecil tapi sudah berfikir ke depan untuk mewujudkan Perhutani yg besar, sehingga masa2 kejayaan yg pernah dialami oleh senior2 kita terdahulu dapat kita rasakan pula kelak dan bahkan jika mungkin tentunya harus lebih baik dari yg pernah ada.

Untuk dapat mewujudkan impian tsb dibutuhkan kesungguhan dan keyakinan bahwa kita mampu mencapainya, disamping itu juga dibutuhkan kerjasama dan sinergitas dari seluruh komponen Pht. Apakah kita tdk ingin maju seperti tmn2 kita di SP Bun PN3 (Serikat Pekerja Perkebunan PTPN 3) atau Sekar Telkom, dll ?

Mari kita lihat kesejahteraan yg mereka terima saat ini, tentunya sudah jauh lebih baik dibanding kita di Pht. Pertanyaannya adalah bagaimana Perusahaan mereka mampu meningkatkan kesejahteraan karyawannya? Ternyata mereka bersinergi seluruh komponen untuk meraih itu semua, mereka melakukan sesuatu yg besar secara bersama2, apa itu ?? Hal itu adalah PERUBAHAN. Mereka sangat menyadari bahwa perusahaannya dalam keadaan bahaya jika tidak melakukan sesuatu. Bagaimana mungkin kita yakin bahwa perusahaan kita mampu menaikkan gaji karyawan kalau potensi SDH yg kita kelola ini semakin hari semakin menurun?? Sementara harga jual produk kita pun tidak bisa di adjust (ditingkatkan) karena sangat tergantung pasar dan broker? Belum lagi produknya dari hari ke hari dan tahun ke tahun itu-itu saja, tidak ada inovasi dan diversifikasi. Mana mungkin dengan sistem manajemen seperti itu keuntungan perusahaan akan meningkat??? Lalu kalau sudah begitu kapan kita akan dobrak itu???

Tidak bisa ditunda-tunda lagi teman......itu harus kita lakukan sekarang. Maka kita akan mendesak manajemen di level mana saja utk mulai lakukan perubahan itu guna menyelamatkan perusahaan tempat kita berikhtiar mencari nafkah utk menghidupi keluarga kita ini. Kita sudah harus memulai utk berfikir tudak linier lagi, kita harus mampu membuat terobosan2 atau lompatan2 besar yg mampu menghasikan mandaat yg besar pula.

Sudah tidak saatnya kita untuk berebut jabatan lagi, sudah tidak saatnya kita sibuk lobby sana-sini utk dapat posisi yg basah dan nyaman. Kita semua harus rela bersusah-susah utk meraih kesuksesan dan kejayaan Perusahaan yg kita cita2kan. Mari kita rubah cara pandang sehingga jika melihat ancaman disitu kita juga melihatnya sebagai peluang, dan jika kita melihat kelemahan maka disitu kita melihatnya pula sebagai kekuatan.

Akhirnya saya mengucapkan selamat Hari Cinta Pohon dan selamat berkarya kepada teman2 Sekar tetaplah tunjukkan bahwa anggota Sekar memang orang-orang yang berkualitas dan bermanfaat. Saya mohon maaf tidak dapat hadir ditengah2 teman2 meskipun saya sangat ingin sekali ikut hadir, namun dalam rangka melakukan hal2 kecil utk merubah dan meraih kejayaan perusahaan tadi maka saya harus menjalankan tugas yg dibebankan kepada saya pd hari ini. Salam hangat saya dan pak Sekjen untuk semua keluarga besar Sekar Perhutani di Jatim. Selamat dan sukses.

Salam Sekar,
AB & BT

Baca selengkapnya......

PERINGATAN HARI CINTA POHON

Sungguh di luar dugaan, bahwa aksi SEKAR Bagi-bagi Bibit dengan Tema "SATU BIBIT SEJUKKAN BUMI" dalam rangkaian peringatan Hari Cinta Pohon mendapatkan respon yang sangat baik, tidak hanya dari manajemen unit dan ketua umum DPP Sekar tetapi juga dari pihak eksternal seperti : dinas kehutanan, kepolisian, LSM, pecinta alam, pramuka saka wana bakti dan bahkan di Blitar didukung oleh Duta Wisata Kabupaten Blitar.

Di pusat kegiatan tahun ini, yang dipilih DPW dipusatkan di KPH Kediri tidak kalah meriah dengan aksi DPD-DPD di wilayah lain. Nah berikut ini adalah press release yang kita sebarkan kepada para wartawan (JTV, RADAR KEDIRI, RADAR TULUNGAGUNG dll) :

Kediri (12/12)

Berawal dari wujud kepedulian karyawan Perum Perhutani dalam menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk melestarikan lingkungan, karyawan Perum Perhutani yang tergabung dalam Serikat Karyawan Perum Perhutani Jawa Timur (SEKAR JATI) pada tanggal 12 Desember 2003 melakukan aksi simpatik berupa pembagian bibit di jalan raya kota Malang. Kegiatan yang diikuti pengurus DPW Sekar Jati, anggota DPD Sekar Jati KPH Malang dan KPH Pasuruan memperoleh respon yang sangat positif dari masyarakat kota Malang. Bahkan berawal dari aksi kecil pembagian bibit di pinggir jalan tersebut, permintaan bantuan untuk melaksanakan penghijauan bersama masyarakat terus berdatangan dari lingkungan perumahan masyarakat, sekolah-sekolah dan perkantoran.

Awal dari kepedulian karyawan inilah menumbuhkan tekad karyawan Perum Perhutani untuk meneruskan aksi-aksi simpatik untuk terus menumbuhkan rasa kepedulian masyarakat terhadap lingkungan dan menetapkan tanggal 12 Desember sebagai Hari Cinta Pohon.

Sebagai bagian dari program pemerintah : Indonesia Menanam dan terus memerangi bahaya pemanasan global (global warming), bidang Pengembangan dan Usaha Sekar Perhutani DPW Jatim memandang perlu membudayakan aksi-aksi simpatik karyawan dalam membantu meningkatkan citra positif Perum Perhutani di mata masyarakat dalam rangka memperingati Hari Cinta Pohon tanggal 12 Desember 2008. Untuk tahun ini Sekar Perhutani DPW Jatim akan memperingati Hari Cinta Pohon Tahun 2008 dengan melaksanakan aksi-aksi simpatik dengan tema : “SATU BIBIT SEJUKKAN BUMI”.

Peringatan Hari Cinta Pohon tahun ini dipusatkan di kota Kediri dengan melakukan aksi bagi bibit di tiga titik yaitu Perempatan Doho, Pertigaan Kowak (depan Makodim) dan pertigaan RS. Baptis. Bibit yang dibagikan adalah bibit Jati sejumlah 3.000 plances. Sebelum melakukan aksi bibit, peringatan Hari Cinta Pohon didahului dengan upacara yang diikuti segenap karyawan Perum Perhutani KPH Kediri dan segenap pengurus Sekar DPW Jatim serta perwakilan dari segenap Sekar DPD wilayah Jatim. Dalam upacara yang dipimpin langsung oleh Administratur / KKPH Kediri : Ir. Marinus Ezerman, dilakukan pelepasan 200 balon yang berisi pesan moral untuk menyadarkan masyarakat dalam memerangi global warming dan melestarikan hutan.

Aksi bagi bibit dalam peringatan Hari Cinta Pohon juga akan dilakukan di beberapa kota di Jawa Timur seperti di kota Bojonegoro, Ngawi, Madiun, Nganjuk, Blitar, Malang, Mojokerto, Jombang, Banyuwangi, Jember dan Bondowoso berjumlah 30.000 bibit terdiri dari jenis bibit jati, mahoni, flamboyan, pete, sengon dan gmelina. Diperkirakan acara peringatan Hari Cinta Pohon akan melibatkan lebih dari 1.500 orang yang terdiri dari ; unsur karyawan Perhutani yang tergabung dalam serikat karyawan, bahkan di beberapa tempat melibatkan unsur lain seperti kepolisian, pramuka saka wana bakti, kelompok pecinta alam dan unsur masyarakat lainnya.

Nah... itu kegiatan DPW. Kami yakin kegiatan anda di DPD lebih meriah dari DPW. Karenanya publikasikan lewat blog ini, agar kita semua tahu. Kami tunggu posting anda (lebih ok bila disertai foto-foto)

Gambar : pinjam dari gambarnya stiker produksi DPD Mojokerto.

Baca selengkapnya......

REDESAIN PENGELOLAAN HUTAN : STUDI KASUS DI KPH PARENGAN (Bagian 3 dari 3)

PROGRAM REDESAIN KPH PARENGAN

Pengertian Redesain

Redesain KPH parengan yang dimaksud adalah desain ulang terhadap pengelolaan sumberdaya hutan, terutama dalam hal pemilihan jenis tanaman pokok dan umur masak tebang berdasarkan kesesuaian jenis tanah dan kondisi sosial masyarakat dengan diikuti perlakuan silvikutur yang tepat dan manajemen pengelolaan dengan budaya organisasi yang kuat.


Tujuan Redesain

Tujuan dilakukan redesain adalah : agar pengelolaan dan pengusahaan sumberdaya hutan dapat optimal sesuai dengan kondisi sosial ekonomi yang sekarang dan kedepan, pemanfaatan nilai lahan secara optimal, memberikan hasil yang lebih besar kepada perusahaan, masyarakat dan segenap stakeholder, memberikan nilai positip kepada pengelolaan lingkungan sehingga KPH parengan menjadi KPH mandiri yang sehat dan berdampingan dengan masyarakat.


Langkah langkah penerapan redesain KPH Parengan

Strategi

Strategi untuk menerapkan redesain Pengelolaan SDH di KPH Parengan harus bisa menjawab permasalahan-permasalahan dan potensi masalah baik internal maupu eksternal :

  1. Apakah bisa menjamin keberlangsungan perusahaan
  2. Apakah bisa lebih mensejahterakan karyawan
  3. Apakah bisa memberikan penghasilan yang lebih besar kepada perusahaan
  4. Apakah tetap berpihak kepada masyarakat dan segenap stakeholder
  5. Apakah kebijakan ini didukung masyarakat dan bisa mengurangi kerawanan sosial
  6. Apakah PHBM tetap bisa terus dijalankan
  7. Apakah Perhutani KPH Parengan tetap bisa menjadi life support system
  8. Apakah tetap menjamin keberlangsungan fungsi ekosistem
  9. Apakah bisa meningkatkan nilai lahan dengan peningkatan produktivitas
  10. Apakah tetap fokus kepada core bisnis dalam pengelolaan sumberdaya hutan
  11. Apakah produk hasil hutan yang dihasilkan sangat diminati pasar


Memperhatikan permasalahan dan potensi masalah tersebut maka yang perlu dilakukan adalah :

  1. Menghitung kebutuhan biaya atau target penghasilan minimal yang harus diperoleh tiap tahun, termasuk besaran produksi kayu yang yang harus dihasilkan setiap tahun .
  2. Memetakan zona-zona atau wilayah wilayah berdasarkan karakteristiknya.
  3. Memilih zona yang ditetapkan untuk mendukung kebutuhan penghasilan minimum KPH Parengan (zona inti yang lebih fokus sebagai fungsi ekonomi) dan sisanya zona penyangga yang lebih berfungsi sebagai fungsi sosial dan ekologi
  4. Menetapkan jenis dan masa panen di zona inti
  5. Menetapkan standart baku sebagai bahan evaluasi untuk patokan pengelolaan sumberdaya hutan di zona inti dan zona penyangga
  6. Memilih sumberdaya manusia yang kompeten untuk mengawal dan mempertahankan zona inti sesuai standar pengelolaan


a. Kebutuhan Penghasilan per Tahun dan Rencana Prouksi serta luasan untuk Zona inti

Asumsi dari perhitungan diatas adalah sebagai berikut :

  1. Kebutuhan Penghasilan = 1,1 juta/ha luas wilayah
  2. Profit 30 %
  3. Sharing LMDH 25 %
  4. Harga jual kayu 1,5 juta per m3
  5. Produktivitas tebangan A2 101 m3/ha (tabel WvW umur 20 tahun, bonita 2,5)
  6. fk = 0,2
  7. Daur 20 tahun


b. Pemetaan Wilayah KPH Parengan Berdasarkan Karakteristiknya

Melihat kondisi kelas hutan, kondisi masyarakat, kondisi tanah tempat tumbuh, tingkat gangguan keamanan, maka wilayah KPH parengan dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian besar berdasarkan Bagian Hutan masing masing.

1. Bagian Hutan Nglirip :

Dari potensi sumberdaya hutan secara makro Bagian Hutan Nglirip dapat diringkas sebagai berikut :

KU I-II : 58 %, KU III-IV : 4 %, KU V-VI : 2 %, KU VIIup-MR : 2 %, sisanya 32 % terdiri dari kelas hutan tidak produktif dan Hutan lindung.

Bagian Hutan Nglirip merupakan wilayah yang paling besar kelas hutan KU I nya, yaitu 58%, dimana dibagian wilayah ini terdapat desa Sidonganti, yang masyarakatnya sudah terkenal sangat haus lahan untuk pertanian dan cenderung merusak hutan baik KU muda maupun KU tua.

Terdapat 3 RPH yang wilayahnya banyak terjadi gagal tanaman/ her kultur, yaitu RPH Mulyoagung dan Guwoterus BKPH Mulyoagung dan RPH Ngindahan BKPH Montong karena motif penguasaan lahan untuk tanaman polowijo sepanjang tahun. Sehingga secara teknis 3 RPH ini perlu dipertimbangkan untuk penanaman Kayu Putih.

Sisanya tetap diperlakukan daur panjang (70 tahun) seperti sekarang.

2. Bagian Hutan Kanten :

Bagian Hutan Kanten terdiri dari 2 BKPH yaitu BKPH Malo dan BKPH Pungpungan
dimana potensi sumberdaya hutannya secara makro sebagai berikut :

KU I-II : 39 %, KU III-IV : 5 %, KU V-VI : 7 %, KU VIIup-MR : 9 %, sisanya 40 % terdiri dari kelas hutan tidak produktif dan Hutan lindung.

Bagian Hutan Kanten merupakan wilayah yang mempunyai kelas hutan KU tua (KUV up dan MR) paling besar yaitu 16 %, dan luasan KU muda (KU I–IV) paling kecil (44%) dibandingkan 2 bagian hutan yang lain.

Untuk model pengelolaan Sumberdaya hutan dengan pola yang sekarang, yaitu dengan daur 70 tahun, masih bisa dipertahankan dengan tujuan untuk memproduksi kayu kayu besar.

3. Bagian Hutan Parengan :

Bagian Hutan Parengan terdiri dari 2 BKPH yaitu BKPH Parengan Utara dan BKPH Parengan Satan dengan kondisi sumberdaya hutan secara makro sebagai berikut :

KU I-II : 46 %, KU III-IV : 18 %, KU V-VI : 3 %, KU VIIup-MR : 2 %, sisanya 31 % terdiri dari kelas hutan tidak produktif.

Bagian Hutan Parengan merupakan wilayah yang mempunyai kelas hutan KU muda (KU I-IV) paling besar yaitu 64 % sementara KU tua (KUV up dan MR) cukup kecil yaitu 5 %.

Sampai 2 jangka RPKH kedepan, BH Parengan sangat kecil produksi tebangan A2 nya dan ini memberikan dampak pada beban perusahaan.

Memperhatikan tuntutan internal perusahaan dan kondisi eksternal perusahaan yang harus segera disikapi, maka Bagian Hutan Parengan merupakan wilayah yang cocok untuk pengembangan JPP dengan daur 20 tahun sebagai daerah Inti perusahaan untuk menghidupi Perusahaan.

c. Penetapan zona Inti Perusahaan

Memperhatikan tuntutan internal perusahaan dan kondisi eksternal perusahaan yang harus segera disikapi, maka Bagian Hutan Parengan merupakan wilayah yang cocok untuk pengembangan JPP dengan daur 20 tahun sebagai daerah Inti perusahaan untuk menghidupi Perusahaan.

Kebutuhan luas zona inti menurut perhitungan adalah 4.993 ha. Sementara luas BH Parengan yang cocok untuk produksi kayu jati adalah 5.119,7 ha. Artinya masih ada sisa luas sebesar 126,7 ha yang bisa ditanami JPP daur 20 tahun untuk menambah pengasilan perusahaan.

Sementara dari luasan total BH Parengan sebesar 5.259,4 ha, isanya sebesar 139,7 ha merupakan TJKL, TKTBJ dan TBP yang bisa dipertahankan dengan jenis rimba untuk fungsi konservasi.

ManajemenPada Zona Inti

  1. Menyempurnakan standar pembuatan tanaman dan pemeliharaan JPP termasuk biaya yang rasional dengan dilakukan pengawasan yang lebih ketat agar mendapatkan tanaman yang tumbuh dengan optimal

Ini merupakan koreksi dari kebijakan sekarang yang memberikan standar penanaman dan pemeliharaan JPP yang lebih besar dibanding APB namun sulit dalam pengawasan karena lokasi yang menyebar dan sporadis antara JPP dan APB

  1. Memilih SDM yang kompeten dan bertanggungjawab pada Zona Inti dengan memberlakukan reward dan punishment yang transparan dan konsisten..
  2. Melakukan evaluasi berdasarkan standar-standar pengelolaan SDH yang terukur untuk mencapai standing stock atau produktivitas lahan yang optimal.
  3. Memberlakukan aturan yang cukup tegas pada tanaman lepas kontrak (maksimal umur 2 tahun) untuk memberikan ruang tumbuh tanaman secara optimal.
  4. Memperkuat hubungan dengan LMDH dalam hal sukses tanaman untuk mendapatkan hasil yang lebih besar dalam jangka waktu yang labih cepat (maksimal 20 tahun)

Manfaat strategis zona inti dengan daur 20 tahun

  1. Mencukupi demand yang sangat tinggi untuk kayu kayu- kayu kecil (AI dan AII) untuk industri dalam negeri
  2. Penguatan PHBM dalam hal manfaatnya yang lebih cepat dirasakan oleh LMDH sehingga rasa memiliki dan mengamankan lebih besar
  3. Peningkatan nilai sumberdaya (tanah) yang semula sekali dalam 60 tahun menjadi 3 (tiga) kali.
  4. Pembuktian kualitas JPP Perhutani untuk mendorong peningkatan pendapatan perusahaan dan mendorong animo masyarakat untuk gemar menanam termasuk Jati dengan daur yang lebih pendek.
  5. Dapat mengurangi gangguan keamanan, terutama untuk pesanan kayu kayu besar
  6. Zona inti ini yang tempatnya ngumpul dan kompak lebih mudah dalam pengawasan dan perlakuan, sehingga tingkat keberhasilannya lebih besar.


Mengapa harus BH parengan

  1. Wilayah dengan komposisi kelas hutan KU maksimal KU V dan situasi lebih aman, indikasi dari tingkat gangguan keamanan yang lebih kecil dibandingkan dengan 2 wilayah bagian hutan yang lain.
  2. Sampai 2 jangka RPKH kedepan, tidak ada rencana tebangan A2
  3. Kondisi masyarakat secara umum lebih maju dari sisi tingkat pendidikan dan pengetahuan
  4. Tidak mempengaruhi rencana tebangan A2 yang sudah terprogram melalui RPKH Jangka 2006- 2015.


Posisi BH Nglirip

Sesuai dengan pemetaan wilayah, BH Nglirip merupakan zona penyangga perusahaan dengan jenis tanaman di 3 RPH, yaitu Mulyoagung, Guwoterus dan Ngindahan menjadi kelas hutan Kayu Putih seluas kerang lebih 2000 ha. Sisaya tetep menjadi penyedia kayu besar dan FGS untuk menambah penghasilan perusahaan.


Posisi BH Kanten

Dipertahankan menjadi kelas perusahaan jati dengan daur panjang untuk produksi kayu besar. BH Kanten akan dapat menambah penghasilan KPH Parengan dalam sisa jangka RPKH tujuh tahun kedepan dan jangka berikutnya.

Berdasarka perhitungan jangka RPKH BH Kanten bisa menyumbang produksi kayu dari tebangan A2 sebesar 4000 m3/ tahun, atau setara dengan tambahan penghasilan 12 milyard (asumsi harga jual 3 juta per m3)

Dengan demikian pendapatan KPH Parengan bisa mencapai 45 Milyar pertahun dengan asumsi 31 Milyar dari produksi di BH Parengan, 12 Milyar dari BH Kanten dan 2 milyar dari BH Nglirip.


Posisi tanaman JPP thn 2002 s.d 2008

Untuk mempercepat upaya pencapaian KPH Parengan yang Mandiri, selama tujuh dari tahun 2002 sampai 2008 telah dilakukan penanaman JPP dengan penyebaran sebagai berikut : Luasan yang paling besar untuk JPP berada di BH Nglirip, karena faktor kesuburan. Namun dari faktor keamanan BH Nglirip juga merupakan wilayah yang paling rawan, sehingga penetapan Zona inti perusahaan sangat riskan bila ditetapkan di BH Nlirip.

Luasan JPP di BH Parengan mencapai 553,7 ha merupakan modal awal untuk terus memperbaiki kualitas tanaman dan segera mengambil keputusan untuk melakukan tebangan rehabiitasi dengan penggantian JPP diseluruh wilayah BH Parengan.

PENUTUP

Dalam gagasan ini ada beberapa keterbatasan, tantangan dan hal yang masih perlu ditindaklanjuti dan perlu diantisipasi dalam perjalanannya nanti, yaitu :

  1. Pemberlakuan daur 20 tahun pada zona inti dapat membuat kecemburuan di daerah penyangga terutama dari LMDH
  2. Kondisi yang relatif aman sekarang pada zona inti, bisa saja berubah pada masa yang akan datang dengan pengaruh situasi politik dan ekonomi nasional
  3. Reward dan Punishment pada Zona inti akan membuat kecemburuan karyawan disaerah penyangga
  4. Perlu dibuat standar-standar pengelolaan terutama tegakan yang jelas dan terukur untuk dapat mengetahui produktivitas lahan secara konsisten sampai akhir daur baik di zona inti maupun penyangga.
  5. Analisa usaha Kayu Putih di daerah penyangga belum dihitung yang secara ekonomi juga bisa mendapatkan penghasilan.

Demikian uraian kami, semoga pemikiran kecil ini dapat mengilhami pengambil keputusan Manajemen Perhutani sehingga bisa mewujudkan Perhutani yang Besar dari Sisi Pengelolaan Hutan, Kesejahteraan Karyawan, Berdampingan dengan Masyarakat dan dapat Menyangga Ekosistem di Pulau jawa dan Madura.

Baca selengkapnya......

10 Desember 2008

REDESAIN PENGELOLAAN HUTAN : STUDI KASUS DI KPH PARENGAN (Bagian 2 dari 3)

MENGAPA HARUS REDESAIN.

Kondisi Internal KPH Parengan

Letak, Luas dan Komposisi Kelas Hutan

KPH Parengan terletak di Kabupaten Tuban dan Bojonegoro, yang merupakan satu hamparan dengan wilayah hutan Bojonegoro yang meruakan ‘iconhutan jati di wilayah perum perhutani unit II jawa timur. Termasuk kelas perusahaan Jati dengan luas 17.636,3 ha terdiri dari hutan produktif 16.993,5 ha (96,4 %) dan hutan tidak produktif seluas 642,8 ha (3,6%). Dari yang produktif yang baik untuk jati seluas 16.618, 1 ha (94,2%) dan tidak baik untuk jati 375,4 ha (2,2%).

Komposisi kelas hutan didominasi oleh KU muda dan TJBK sementara posisi KU tua sangat sedikit.

Daur, Luas Tebangan dan Produktivitas Tebangan

KPH Parengan ditetapkan daurnya 70 tahun UTM 60 tahun (sumber : RPKH Jangka 2006 s/d 2015). Sehingga dalam hitungan normal, mestinya luas tebangan A2 (tebang habis) adalah 16.618,1 ha dibagi 60 tahun sebesar 277 ha per tahun. Namun kenyataannya luas tebangan A2 per tahun dalam 1

0 tahun terakhir rata-rata adalah sebesar 90 ha (atau hanya 33 % dari luas normal). Atau dengan kata lain 67 % dari luasan yang dikelola Perhutani parengan tidak mencapai masa tebang.

Namun bila dilihat untuk rencana tebangan 7 tahun kedepan sampai akhir jangka RPKH, luas tebangan A2 justru mengalami penurunan, yaitu rata- rata per tahun seluas 65 ha ( atau hanya 23 % dari luas normal).

Belum lagi dilihat dari produktivitas per ha. Dalam 10 tahun terakhir produktivitas tebangan A2 di KPH Parengan rata-rata sebesar 78 m3/ha (atau 36 % dari produktivitas normal sebesar 218 m3/ha menurut tabel WvW pada umur 70 tahun bonita 3).

Produktivitas ini tidak jauh berbeda untuk rencana tabangan A2 untuk tujuh tahun kedepan sebesar 81 m3/ha.

Sungguh suatu fenomena yang harus segera dijawab dalam pengelolaan sumberdaya hutan di Jawa khusunya di KPH Parengan.

Benchmark dengan Standart Pengelolaan Hutan Jati

Dari sisi lain, sebuah perusahaan dapat dilihat posisinya dari perusahaan pesaing, namun untuk perhutani yang mungkin sulit untuk mencari perusahaan pesaing, maka dapat dilihat ukuran kinerjanya dibandingkan dengan standar-standar pengelolaan hutan jati dijawa seperti tabel WvW. Posisi KPH Parengan adalah sebagai berikut :

Mencermati data tersebut, khususnya pada umur 20 tahun, baik jumlah pohon per ha maupun produktivitas per ha sangat jauh dibawah standart. Hal ini bisa disebabkan oleh pemeliharaan/ penjarangan yang tidak menjadi prioritas untuk mendapatkan tegakan tinggal yang baik. Hal tersebut sejalan dengan adanya trend bahwa produksi tebangan E menjadi prioritas untuk juga memberikan sumbangan pada pendapatan perusahaan. Namun disisi lain, pada KU muda (KU I) kegiatan pemeliharaan/ penjarangan seringkali tidak dilakukan, karena tidak menghasilkan, sehingga tegakan yang diharapkan tumbuh optimal tidak dapat diwujudkan.

Evaluasi terhadap tegakan tinggal setelah penjarangan belum menjadi perhatian atau bahan evaluasi dalam pengelolaan hutan di Perhutani, khususnya di KPH Parengan. Justru yang menjadi bahan evaluasi adalah produktivitas tebangan E, yang sebenarnya secara tidak langsung memberikan dorongan untuk mengambil potensi akhir daur untuk dimanfaatkan dahulu. Sehingga ini sangat relevan dengan jauhnya produktivitas tebangan A2 pada akhir daur sebesar 36% s/d 40% dan luasan tebangan A2 yang hanya berkisar 23 % dari luasan normal. Selain mungkin disebabkan oleh adanya gangguan keamanan.

Produksi, Pendapatan/ Biaya ,Gangguan Keamanan dan PHBM

Melihat dari sejarah pengusahaan hutan di KPH Parengan, khususnya bidang produksi yg merupakan sumber pandapatan perusahaan, memberikan gambaran bahwa trendnya semakin menurun dari tahun ketahun. Penurunan produksi sudah sangat bisa dipastikan memberikan konsekuensi pada penurunan pendapatan perusahaan. Sementara biaya usaha khususnya yang dipengaruhi oleh biaya fix cost seperti gaji dll tidak bisa turun dan cenderung terdapat tuntutan adanya kenaikan.

PHBM yang merupakan program untuk ’menyelamatkan’ perusahaan, sudah berjalan hampir 7 tahun. Mungkin sudah banyak kemajuan yang didapat, terutama bentuk kolaborasi secara kelembagaan dengan masyarakat dan stake holder untuk sama sama mengeola hutan agar tetap lestari. Namun disisi lain ada tambahan kewajiban finansial yang harus dikeluarkan oleh perusahaan kepada masyarakat dan stakeholder yag dari tahun ke tahun semakin besar seiring dengan tambahnya masa perjanjian.

Sementara tingkat gangguan keamanan yang diharapkan turun secara signifikan, sampai sekarang belum juga menunjukkan hasil yang maksimal, setidaknya sampai sekarang, semoga kedepan bisa lebih baik.


Faktor Internal yang mempengaruhi rendahnya kinerja

SDM

Budaya organisasi yang lemah yang disebabkan sistem kerja yang buruk : tidak transparan, tidak adil dan tidak terukur

Sumberdaya hutan

Posisi kelas hutan KU muda KU I dan II yang mendominasi sementara KU tua dan masak tebang sangat rendah yang mengancam tidak akan adanya produksi kayu pada dekade kedepan.

Sementara kualitas sumberdaya hutan berada pada posisi jauh dibawah standar pengelolaan hutan, sehingga produktivitas lahan sangat sangat rendah.

Pengawasan dan pengawalan program penanaman JPP yang diharapkan bisa dipenen umur 20 tahun sebagai salah satu solusi mengatasi trend penurunan potensi SDH belum dikawal maksimal.

Keuangan

Dari sisa jangka RPKH yang ada, dengan target produksi tebangan A2 sekitar 5000 m3 per tahun atau setara dengan nilai pendapatan 15 milyard per tahun ( asumsi harga rata- rata Rp3 juta pe m3), maka KPH Parengan tidak bisa memberikan keuntungan kepada perusahaan karena biaya per tahun besarnya sekitar 15 milyard juga.


Kondisi Eksternal yang perlu segera direspon

Dengan kondisi krisis ekonomi dunia sekarang yang merebak yang dimulai dari krisis di Amerika dan Eropa, mau tidak mau membawa pengaruh kepada kondisi perekonomian di Indonesia. Beberapa perusahaan tekstil, furniture dan lain lain yang tujuan pasarnya ke Eropa dan Amerika sudah kesulitan untuk bertahan hidup, sehingga ancaman PHK besar-besaran akan terjadi. Kalau yang terjadi PHK besar-besaran, maka sumberdaya hutan sebaga aset terbuka juga sangat terancam keberadaan dan kelestariannya.

Sementara masalah fundamental yang selama ini masih menyelimuti masyarakat Indonesia khususnya desa desa tertinggal yang syarat dengan kemiskinan, masih menjadi PR besar yang nota bene desa tertinggal sebagian besar merupakan desa hutan. Sehingga keputusan manajemen perusahaan untuk mengambil kebijakan yang berpihak kepada pembangunan sektor riil dalam negeri yag menggerakkan perekonomian dan penyerapan tenaga kerja padat karya sangat dibutuhkan.

Dengan adanya otonomi daerah, yang mengharuskan perhutani berkoordinasi lebih baik lagi dengan segenap stakeholder, memberikan konsekuensi pada pengawasan dari pihak eksternal baik pemda, LSM, dinas kehutanan dan stake holder yang lain agar pengelolaan hutan benar benar dilakukan sesuai dengan kaidah.

Berlanjut ke bagian 3 dari 3 ....


Baca selengkapnya......

REDESAIN PENGELOLAAN HUTAN : STUDI KASUS DI KPH PARENGAN (Bagian 1 dari 3)

Rekan-rekan SEKAR pengunjung setia Blog :

Tulisan ini merupakan buah pikiran rekan kita SURATNO (Kasi PSDH KPH Parengan) yang disampaikannya pada acara SIMPOSIUM dalam rangkaian peringatan Hari Cinta Pohon (HCP) yang diselenggarakan oleh DPW SEKAR PERHUTANI JATIM tanggal 12 Desemebr 2008 di KPH Kediri.

Namun mohon maaf kepada rekan-rekan semua dan terutama kepada penulis, karena beberapa detail tulisan terutama grafik dan tabel tidak dapat kami tampilkan karena faktor teknis yang belum mampu kami atasi.

Kendati begitu, benang merah gagasan mudah-mudahan masih bisa ditangkap. Selamat membaca.

LATAR BELAKANG

Internal

Perhutani sudah lahir sebagai perum 37 tahun. Sudah banyak pasang surut dalam perjalanannya. Namun sejak tahun 1998, dengan era reformasi, kondisi itu sudah jauh berubah bila dibandingkan dengan awal awal berdirinya dulu. Iklim keterbukaan, iklim “demokrasi”, telah membawa kepada perhutani yang harus berbagi dengan seluruh stake holder. Dengan kondisi berbagi ini maka pendapatan perusahaan semakin tahun semakin menurun, laba semakin tahun semakin menurun, penghasilan karyawan, kesejahteraan karyawan, premi produksi, jaspro, jaminan kesehatan yang tidak berubah, perjalanan dinas yang tidak pernah berubah sejak 10 tahun terahir. Walapun inflasi setiap tahun mencapai 11%. Dengan kata lain, dulu orang perhutani lebih sejahtera dibandingkan pegawai negeri, sekarang sebaliknya. Dulu gaji pegawai perhuntai dengan golongan II4 bisa membeli emas 20 gram, sekarang mungkin hanya 8 gram.

Dari sisi produksi kayu, semakin tahun trendnya semakin menurun. Sementara tingkat gangguan keamanan belum menunjukkan penurunan yang signifikan.

Kondisi produksi kayu yang semakin menurun, berdampak kepada penghasilan yang menurun dan konsekuensinya kepada laba perusahaan yang juga menurun karena biaya belum bisa ditekan secara maksimum.

  • Standing Stock Jati menurun dari 36,2 juta m3 (1998) menjadi 27,5 juta m3 (2003) dan posisi tahun 2007 sebesar 18,9 juta m3.
  • Penurunan dari 1998-2003 sebesar 8,8 juta m3 atau 1,7 juta m3/t
  • Penurunan dari 2003-2007 sebesar 8,5 juta m3 atau 2,1 juta m3/th.

(sumber : Presentasi Tim Transformasi Perum Perhutani 2008)

Eksternal

Perkembangan jumah penduduk di jawa khususnya dari tahun 70 an sampai sekarang mungkin sudah hampir dua kali lipat, hal ini menyebabkan kebutuhan pangan meningkat, kebutuhan perumahan juga meningkat, kebutuhan lahan untuk pangan terus berkembang yang akhirnya memberikan konsekuensi meningkathya tekanan terhadap hutan sebagai pertahanan yang terakhir dari penyediaan kayu bakar, lahan, kayu pertukangan, sumber air bersih dan lain lain.

Kondisi ini bisa dilihat dari demand kayu yang sangat jauh lebih besar dibandingkan dengan suplaynya. Hal ini termasuk pada permintann terhadap kayu jati. Industri mebel di Jepara, Pasuruan dan Surakarta sudah merasa kebingungan mencari bahan baku.

Kondisi ini dapat memicu perilaku pencurian kayu atau illegal loging. Bagaimanapun penegakan hukum dikuatkan, namun bila suplay dan demand tidak seimbang, maka yang terjadi adalah usaha usaha tidak legal yang mengarah pada terpenuhinya kebutuhan. Contoh riil sekarang bagaimana hukum suplay dan demand yang tidak seimbang terjadi pada bahan bakar minyak dan pupuk bersubsidi yang menyebabkan terjadinya tindakan tindakan anarkis dan pengrusakan.

Disisi lain perhutani harus bisa menempatkan dirinya sebagai life suprt system. Setidaknya ada tiga pilar : sebagai penyedia bahan bakar, air dan pangan. (food, fuel and water).

Food : bisa membantu penyediaan cadangan pangan nasional, memberikan kontribusi kepada berjalannya sektor riil dan suplay bahan baku untuk industri dan kerajinan. Fuel : menyediakan sumber energi terbaharukan dari kayu bakar, produksi bioetanol dari jarak maupun singkong dll.

Water : harus bisa menjamuin ketersediaan air bersih dari mata air yang sepanjang tahun mengalir, maupun peningatan debit air tanah, termasuk mengatur tata air sehingga terjadi keseimbangan dimusim penghujan tidak banjir, namun di kemarau juga tidak kering.

Kondisi inilah yang harus segera dijawab oleh manajemen, dan tulisan ini mencoba memberikan pemikiran bagaimana perhutani harus mendesain ulang pola bisnis dan pengaturan komoditi termasuk masa panen, untuk menjawab permasalahan internal dan eksternal tersebut dengan istilah Redesain Pengelolaan SDH Menuju KPH Parengan Yang Mandiri.

Berlanjut ke Bagian 2 dari 3......

Baca selengkapnya......

09 Desember 2008

HARI CINTA POHON (HCP)

Berawal dari wujud kepedulian karyawan dalam membantu meningkatkan citra perusahaan di mata masyarakat, karyawan Perum Perhutani yang tergabung dalam Serikat Karyawan Perum Perhutani Jawa Timur (SEKAR JATI) pada tanggal 12 Desember 2003 melakukan aksi simpatik berupa pembagian bibit di jalan raya kota Malang.

Kegiatan yang diikuti pengurus DPW Sekar Jati, anggota DPD Sekarjati KPH Malang dan KPH Pasuruan memperoleh respon yang sangat positif dari masyarakat kota Malang. Bahkan permintaan bantuan untuk melaksanakan penghijauan bersama masyarakat terus berdatangan, yang ditindaklanjuti dengan melaksanakan penghijauan di perumahan-perumahan dan lingkungan sekolah. Awal dari kepedulian karyawan inilah menumbuhkan tekad untuk meneruskan aksi-aksi simpatik untuk membantu meningkatkan citra perusahaan dan menetapkan tanggal 12 Desember sebagai Hari Cinta Pohon.

Kilas balik dalam melihat sisi positif aksi yang telah dilakukan pada tahun 2003, bidang Pengembangan dan Usaha Sekar Perhutani DPW Jatim memandang perlu membudayakan aksi-aksi simpatik karyawan dalam membantu meningkatkan citra positif Perum Perhutani di mata masyarakat dalam rangka memperingati Hari Cinta Pohon tanggal 12 Desember 2008. Untuk tahun ini Sekar Perhutani DPW Jatim akan memperingati Hari Cinta Pohon Tahun 2008 dengan melaksanakan aksi-aksi simpatik dengan tema : “SATU BIBIT SEJUKKAN BUMI”dan melaksanakan Simposium yang bertemakan “PEMIKIRAN KECIL UNTUK PERHUTANI YANG BESAR”.

Dalam memperingati Hari Cinta Pohon, diintruksikan segenap DPD di wilayah Sekar Perhutani DPW Jatim untuk melaksanakan aksi-aksi simpatik antara lain berupa:

  1. Pemberian bibit secara gratis pada pengguna jalan raya
  2. Penghijauan pada perumahan-perumahan, kanan-kiri jalan, lingkungan sekolah, dll
  3. Sosialisasi Sadar Kelestarian Hutan di sekolah-sekolah.

Selain itu juga akan dilaksanakan simposium dengan tema “ Pemikiran Kecil untuk Perhutani yang Besar” akan menyajikan berbagai makalah yang diharapkan dapat bermanfaat untuk Perum Perhutani menuju lebih baik. Beberapa materi yang akan disajikan dalam Simposium ini antara lain :

  1. Refleksi Kelola SDH oleh Perum Perhutani
  2. Pengelolaan Hutan Intensif (Studi Kasus di RPH Kandangan)
  3. Redesain Kelola SDH Menuju KPH Mandiri (Studi Kasus di KPH Parengan)
  4. Hutan Lestari Tingkat Desa
Kegiatan Hari Cinta Pohon (HCP) akan diselenggarakan pada hari Jumat, 12 Desember 2008 di segenap kota di setiap DPD Sekar Perhutani Jatim. Sedangkan Pusat Seremoni Peringatan Hari Cinta Pohon dan Simposium oleh Sekar Perhutani DPW Jatim dilaksanakan di KPH Kediri.

Kegiatan ini bertujuan : ikut serta menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Indonesia Menanam yang dicanangkan pemerintah pada tanggal 28 November 2008, mengembangkan ide-ide dan pola pikir kritis anggota Serikat Karyawan, Membantu meningkatkan citra positif Perum Perhutani di mata masyarakat melalui aksi-aksi simpatik
dan Memberikan kontribusi dan sumbangan pemikiran positif bagi Perum Perhutani dalam pengelolaan sumber daya hutan.
Kami tunggu partisipasinya untuk memberi image positif Perhutani di mata publik.

Baca selengkapnya......

AUDIENSI SEKAR DENGAN BOD

Mestinya audiensi seperti inilah komunikasi yang harus dibangun di Perhutani.
Dialog, dialog dan dialog. Direksi sangat terbuka untuk berdialog.
Dan itulah yang telah SEKAR lakukan selama ini. Hasilnya jauh lebih mengena
dibandingkan dengan demo.

Nah, pada 4 Desember 2008 lalu, DPP SEKAR lengkap bersama dengan DPW I, II, III
dan Kantor Direksi telah melakukan audiensi dengan jajaran BOD untuk menyampaikan
berbagai hal terkait karyawan dan kondisi-kondisi terkini di Perhutani lainnya.
Suasana audiensi berlangsung sangat hangat dan santai, namun tetap serius, sehingga
bisa diperoleh beberapa informasi penting dari BOD.
Berikut beberapa point penting hasil audiensi SEKAR dengan  BOD 4 Desember  2008 :

1. Tidak ada PHK utk PKWT (terkait peningkatan status)

2. Disetujui utk membayarkan sisa THR & Premi 2008, sehingga total sebesar 1 x gaji yang
dibayarkan pada bulan Desember '08 ini,
3. Direncanakan untuk dilaksanakan kenaikan gaji per Januari 2009
4. Pembayaran pesangon pensiun disetujui sistem paket (berdasarkan pangkat) yg akan
dibayar untuk pensiunan '07 - '08 pada tahun 2009 dan pensiun '09 dibayar pada 2010
5. Proses pemilihan Kanit I sudah memenuhi azas GCG sehingga tidak perlu diulang.
6. Akan diatur dan diberlakukan ketentuan tentang SPPD 100% dan perbaikan tunjangan
kesehatan karyawan melalui jasa asuransi.

Kita semua berharap banyak pada BOD dan akan mengawal pelaksanaan hasil audiensi
di atas. Tak lupa BOD menyampaikan himbauan agar karyawan tetap bekerja secara
profesional dan selalu menjalin komunikasi dengan masing-masing unit kerjanya.
Sehingga tidak perlu lagi ada sumbatan komunikasi yang dapat mengarah pada demo
yang tidak perlu.

Salam SEKAR.

Baca selengkapnya......

08 Desember 2008

KABINET DPW SEKAR PERHUTANI JATIM


Bertempat di Ruang Tectona Graha Perum Perhutani Unit II Jawa Timur, pada tanggal 15 Oktober 2008, Serikat Karyawan Perum Perhutani (SEKAR PERHUTANI) DPW Jawa Timur melaksanakan Musyawarah Wilayah (MUSWIL) Tahun 2008.

Tema dari Muswil Sekar Perhutani DPW Jawa Timur Tahun 2008 adalah ” Kejayaan Perusahaan dan Kesejahteraan Karyawan Harga Mati !!”

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Kepala Perum Perhutani Unit II Jawa Timur, Administratur/KKPH Dalam Wilayah Perum Perhutani Unit II Jawa Timur, Ketua DPP Sekar Perhutani, Perwakilan DPW Kantor Pusat, Perwakilan DPW Jawa Barat & Banten, Perwakilan DPW Jawa Tengah serta perwakilan 29 DPD dalam wilayah DPW Jawa Timur.

Dalam sambutannya Kanit berpesan agar SEKAR selain memperjuangkan hak-hak karyawan juga ikut menjaga eksistensi Perusahaan. Secara legalitas Sekar juga telah diakui oleh manajemen dengan telah ditandatanganinya Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara Sekar dengan Manajemen Perum Perhutani pada saat MUBES SEKAR ke II di Madiun TH 2007.

Pada kesemparan tersebut pula Kanit II Jatim menyampaikan rasa terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada kepengurusan DPW yang lama dibawah komando Andi Adrian Hidayat, yang telah berhasil membina hubungan baik dan kerjasama yang yang konstruktif dengan manajemen Unit II Jawa Timur, sehingga aspirasi karyawan disalurkan dan disampaikan kepada manajemen unit secara santun dan memperhatikan etika kedinasan. Walhasil, suasana kerja di Perum Perhutani Unit II jawa Timur dapat terpelihara dan relatif kondusif dan tenang.

Selain agenda utama pemilihan pengurus baru masa bakti 2008 – 2011, Muswil Sekar DPW Jatim kemaren juga membahas Laporan Pertanggungjawaban pengurus DPW periode 2005 – 2008, serta pembahasan program kerja pengurus DPW 2008 – 2011.

Melalui mekanisme pemilihan Paket Ketua – Sekretaris yang sangat demokratis (melalui musyawarah mufakat tanpa Votting/pemungutan suara) akhirnya terpilih pasangan Mulato Joko – Didiet Widhy Hidayat sebagai Ketua dan Sekretaris terpilih. Adapun susunan pengurus Sekar DPW Jawa Timur Periode 2008 – 2011 selengkapnya sebagaimana rincian berikut :

· Ketua : Mulato Joko (Kasi PSDH KPH Madiun)

· Waka I (Internal) : M. Denny Ermansyah (Kasi RRH Unit II Jatim)

· Waka II (Eksternal) : Suyitno (KSS Pusdiklat SDM Madiun)

· Sekretaris : Didiet Widhy Hidayat (Kasi PSDH KPH Malang)

· Wakil Sekretaris : Muchid (SP Biro Bin & Konservasi SDH Unit II)

· Bendahara I : Tina (SP Biro Keuangan Unit II Jatim)

· Bendahara II : Haryo Winardi (SP Keuanagan KPH Malang).

· Bidang - bidang :

Ø Hub. Antar Lembaga : Suparwo (KSPH III Jombang).

Ø Litbang & Us : Wawan Triwibowo (Kasi Ind Sar Unit II Jatim)

Ø Orgns & Pengkaderan : Adi Winarno (Manager Sar KBM INK Unit II)

- Koreg I Bojonegoro : Khoirul anam (SP PSDH KPH Parengan)

- Koreg II Surabaya : Samar Rusdi (Sp IPKJ Gresik)

- Koreg III Madiun : Pujo Riyanto (Asper pada KPH Lawu Ds)

- Koreg IV Jombang : Koen Rohayudi (SP PSDH KPH Nganjuk)

- Koreg V Malang : Sukirno (SP PHBM KPH Malang)

- Koreg VI Jember : Sukatno (SP PSDH KPH Jember)

- Koreg VII Banyuwangi : M. Ikhsan (KSS KPH Banyuwangi Utara).

Ø Advokasi : Suratno (Kasi PSDH KPH Parengan).

Ø Infokom : Muklisin (SP Biro Unit II Jatim)

Adapun garis-garis besar program kerja dari Sekar DPW Jawa Timur Periode 2008 – 2011 yang merupakan hasil Muswil tahun 2008 adalah sebagai berikut :

1. Bidang Organisasi :

a. Konsolidasi internal

b. Penguatan Organisasi

c. Pemantapan Keanggotaan & Kader

2. Bidang Litbang & Usaha

a. Penelitian dan pengembangan dalam kerangka profesionalisme karyawan & organisasi sebagai mitra manajemen untuk kejayaan perusahaan

b. Kajian & Forum Diskusi SDH & SDM

3. Bidang Infokom :

a. Penguatan komunikasi

b. Penyebaran informasi (bulletin, sarana informasi lain)

4. Bidang Humas dan Hub Antar Lembaga :

a. Mendorong terciptanya Networking Serikat Karyawan / Pekerja / Buruh BUMN Jawa Timur

b. Pembentukan Lembaga Kerjasama Bipartit pada setiap Unit Kerja

5. Bidang Hukum & Advokasi :

a. Pengawalan implementasi PKB secara konsisten

b. Mendorong peningkatan kesejahteraan karyawan dengan menciptakan jaminan bagi perbaikan penghasilan, proporsi struktur gaji, peningkatan status, ketegasan pola karir.

6. Program Khusus :

a. Donor darah

b. Bantuan Bencana

c. Gerakan cinta pohon

d. Santunan solidaritas.

7. Mendukung dan berperan aktif dalam program kerja DPP.

Dalam mengawali program kerja tersebut diatas, DPW Jatim mempunyai program kerja 100 Hari , program tersebut antara lain :

1. Penguatan internal melalui inventarisir ulang anggota dan himbauan segera melaksanakan Musda bagi DPD yang kepengurusannya telah habis masa bhaktinya.

2. Pengawalan peningkatan status karyawan (PKWT ke PP dan seterusnya)

3. Pencanangan Hari Cinta Pohon Pada Tanggal 12 Desember 2008.

4. Simposium tentang kajian kelola SDH dan kelola SDM yang akan dilaksanakan pada tanggal 12 Desember 2008 bertempat di KPH Kediri.

Dalam kesempatan tersebut DPW Sekar Perhutani juga memberikan penghargaan Kepada Sekar Perhutani DPD KPH Banyuwangi Utara atas prestasinya dalam lomba penemuan pohon terbesar dalam wilayah Perum Perhutani Unit II Jawa Timur, pohon terbesar tersebut adalah jenis Randu Alas dengan keliling diatas banir 525 Cm.

Sedangkan Sekar Perhutani DPD Saradan Mendapatkan Perhargaan dari DPW atas prestasinya sebagai juara pertama lomba hubungan industrial tingkat Kabupaten Madiun.

Semoga dengan telah dilaksanakannya Muswil Sekar Perhutani DPW Jawa Timur dapat mewujudkan kesejahteraan karyawan dan mempertahankan eksistensi perusahaan….!

Baca selengkapnya......